PurwokertoHitz.com – Dalam upaya untuk memerangi fenomena bullying dan cyberbullying yang semakin marak di era digital, SMAN 1 Rawalo menyelenggarakan kegiatan In House Training (IHT) bertema “Anti Bullying dan Cyberbullying”. Kegiatan diadakan pada Rabu (25/09) yang diikuti oleh seluruh guru dan tenaga pengajar tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai bahaya perundungan baik secara langsung maupun di dunia maya, serta memberikan strategi pencegahan di lingkungan sekolah.
Perwakilan dari SMAN 1 Rawalo, yang mewakili kepala sekolah dalam sambutannya, menekankan pentingnya acara ini sebagai upaya untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan bebas dari tindakan perundungan. Ia menyoroti harapan agar guru, sebagai pilar utama pendidikan, dapat berperan aktif dalam menumbuhkan kesadaran serta membangun budaya sekolah yang kondusif dan bebas dari bullying. “Semoga setelah pelatihan ini, tidak ada lagi kasus perundungan di sekolah kami, baik di dalam kelas maupun di media sosial,” ujarnya.
Acara ini menghadirkan dua narasumber ahli yang memberikan materi sesuai dengan tema. Narasumber pertama, Sri Hartati, M.Pd, dari Balai BBPMP Jawa Tengah, memaparkan materi mengenai Gerakan Anti Bullying. Ia menjelaskan sejarah panjang perundungan yang kini berkembang seiring dengan kemajuan teknologi, di mana tindakan bullying tidak lagi terbatas pada fisik atau verbal di lingkungan sekolah, tetapi juga meluas ke dunia maya. Sri juga menjelaskan berbagai undang-undang serta kebijakan pemerintah yang mengatur tentang pencegahan kekerasan, termasuk Permendikbudristek No. 46 Tahun 2023, yang mengatur tentang pencegahan kekerasan di lingkungan pendidikan.
Materi kedua yang berkaitan dengan Cyberbullying disampaikan oleh Nuzul Imam Fadlilah, S.T., M.Kom, dosen dari Universitas BSI. Nuzul mengungkapkan bahwa penggunaan internet dan media sosial yang semakin tak terkendali menjadi salah satu faktor utama munculnya cyberbullying. Menurutnya, jumlah pengguna gadget di Indonesia sudah melampaui jumlah penduduk, dengan mayoritas masyarakat memiliki lebih dari satu akun media sosial. “Fakta ini menjadi tantangan tersendiri, karena anonimitas yang ditawarkan oleh dunia maya sering kali memicu terjadinya perundungan secara online. Banyak orang merasa bebas untuk melakukan tindakan negatif karena identitasnya tersembunyi,” ujarnya.
Selain menjelaskan penyebab dan dampak cyberbullying, Nuzul juga menyoroti istilah seperti buzzer dan netizen yang kerap kali dikaitkan dengan perilaku negatif di media sosial. Ia mengajak para guru untuk menjadi pelopor gerakan “Aman Bermedia Sosial”, dengan menanamkan nilai-nilai agama, etika, dan budi pekerti kepada siswa. “Guru tidak hanya berperan dalam memberikan pendidikan akademik, tetapi juga harus menjadi contoh dalam penggunaan media sosial yang bijak dan bertanggung jawab,” tegasnya.
Antusiasme peserta sangat tinggi sepanjang acara, dengan banyak pertanyaan dan diskusi interaktif antara narasumber dan audiens. Para guru menyampaikan apresiasi atas materi yang disajikan, dan berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan untuk memperkuat kesadaran akan pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang aman dari segala bentuk kekerasan, baik fisik maupun virtual.
Dengan adanya In House Training ini, diharapkan SMAN 1 Rawalo dapat menjadi pionir dalam gerakan anti-bullying dan cyberbullying, serta menciptakan generasi muda yang lebih bijak dalam menggunakan teknologi dan media sosial.